Depok News — Musim penghujan telah tiba. Daya tahan tubuh
lemah serta genangan air menyebabkan beberapa penyakit muncul, salah
satu yang rentan adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Sejak Januari 2016,
tercatat 140 kasus DBD dan dua orang warga Depok meninggal dunia.
“Kalau disebut endemik, semua kota di Jawa Barat endemik
DBD, namun bukan KLB (Kejadian Luar Biasa-red). Kenaikan kasus DBD tahun
2016 belum sampai tiga kali lipat dibandingkan tahun lalu,” kata Kepala
Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota
Depok, Agus Gojali, saai ditemui di ruangannya, Senin (1/2/2016).
Agus mengakui jika penyakit DBD paling banyak muncul kala
musim penghujan. Salah satu pemicunya banyak genangan air hingga timbul
jentik nyamuk. Di sana lah nyamuk tumbuh dan berkembang. Terpenting
untuk mencegah DBD adalah perilaku hidup sehat dengan menerapkan PSN
(Pemberantasan Sarang Nyamuk) ditambah 3M plus (Menguras, Menutup,
Menimbun).
“Plus nya adalah pemberian bubuk abate, dan jika perlu
sediakan ikan cupang di dalam toren. Ikan cupang bisa memakan jentik
nyamuk,” jelasnya.
Dinkes Kota Depok, tambah dia, selalu mengadakan penanganan
DBD setiap pekan dengan menggalakkan PSN dan pengamatan jentik nyamuk.
Pihaknya bekerjasama dengan Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Depok
untuk menyosialisasikan perilaku hidup sehat.
“Yang perlu diperhatikan adalah pemberian bubuk abate
diberikan di tempat yang tidak bisa dikuras, seperti empang atau danau.
Jangan berikan bubuk abate ke dalam kolam mandi karena ada bahan kimia.
Amannya gunakan ikan cupang saja,” tambahnya.
Bagi pasien yang merupakan warga Depok, lanjut Agus, dapat
berobat secara gratis ke RSUD Kota Depok. Cukup menunjukkan kartu
identitas KTP Depok.
“Saya mengimbau kepada seluruh warga Depok, jika sudah
demam di atas 38 derajat Celcius selama dua hari serta timbul bercak
merah, langsung dibawa ke rumah sakit. Kemudian lakukan PSN seminggu
sekali dengan 3M plus dengan abate,” tandasnya. (mia/fyu)