Artikel Gerakan One Day No Rice di Majalah Ketahanan Nasional
Cover Majalah Ketahanan Nasional Edisi 95/Mei 2013
Majalah Ketahanan Nasional edisi 95 bulan Mei 2013 yang diterbitkan oleh
Lembaga Ketahanan Nasional RI (Lemhanas) mengangkat topik Gerakan One
Day No Rice sebagai salah satu artikelnya. Artikel yang ditulis oleh
Wali Kota Depok ini berjudul “Gerakan One Day No Rice Guna Meningkatkan
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dalam Rangka Memperkuat
Ketahanan Ekonomi Nasional”.
Artikel yang dituangkan dalam enam halaman ini antara lain membahas
tentang Latar Belakang Gerakan One Day No Rice, Landasan Pemikiran,
Konsep Ketahanan Pangan, Kondisi Gerakan One Day No Rice Saat Ini,
Pembangunan Daerah Tertinggal, Ketahanan Ekonomi Nasional, Perkembangan
Lingkungan Global, Perkembangan Lingkungan Regional, Perkembangan
Lingkungan Nasional, Kondisi Gerakan One Day No Rice yang Diharapkan,
Kebijakan dan Strategi Gerakan ODNR, serta Rekomendasinya.
Untuk dapat membaca artikel tersebut, pembaca dapat meng-klik foto-foto artikel ini sebagai berikut :
Majalah Pertahanan hal. 23
Majalah Pertahanan halaman 24
Majalah Pertahanan Nasional hal. 25
Majalah Pertahanan Nasional hal. 26
Majalah Pertahanan Nasional hal. 27
Majalah Pertahanan Nasional hal. 28
Kuliner ODNR, Bubur Jagung Buka Outlet di D’Mal Selama Ramadhan
Kamis,
18 Juli 2013, Harian Monitor Depok menginformasikan outlet Bubur jagung
membuka cabang barunya di Ground Floor D Mall Jl. Margonda Raya selama
bulan Ramadhan. Pemilik usaha bubur jagung, Agus Salim mengatakan,
selama bulan Ramadhan ia dan beberapa pelaku usaha UMKM Kota Depok
lainnya mendapat kesempatan membuka outlet di Kampung Ramadhan D Mall
dengan harga terjangkau.
Menurut Agus Salim, ia sengaja menyajikan menu-menu ODNR untuk berbuka
puasa sebagai langkah menyukseskan program yang dicetuskan oleh Wali
Kota Depok Nur Mahmudi Isma’il serta dalam rangka meningkatkan produk
pangan nasional Indonesia. Adapun berbagai penganan ODNR di outletnya
antara lain Singkong Thailand, nasi jagung, pudding jagung, bubur jagung
durian, bubur jagung nangka, bubur jagung original, ketela mayonais,
dan lain-lain.
Usaha yang dijalankan Agus Salim ini sekaligus menginformasikan kepada
masyarakat luas tentang pengembangan dan pemanfaatan aneka pangan
non-beras. Ia juga berharap kuliner ODNR ini mendapatkan pengembangan
UMKM baik dari segi perijinan, permodalan, pendampingan serta pembinaan
sesuai dengan kebutuhan para pelaku usaha.
Ngabuburit di mana hari ini? Ayo berburu kuliner ODNR!
Berita selengkapnya dapat diklik gambar berikut ini :
Sumber : Harian Monitor Depok, Kamis 18 Juli 2013
BJ Habibie: Saya akan Coba Beras ODNR ini
DISKOMINFO-FOTO/Aris W/Manapar M (21 Agustus 2013)
Walikota Depok Dr. H. Nur Mahmudi Ismail beserta rombongan mengunjungi
Presiden RI ke-3 Prof. Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie di kediamannya
Patra Kuningan Jakarta, Rabu (22/8/2013) kemarin. Kunjungan ini terkait
dengan Penganugrahan Penghargaan Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie
Technology Award 2013 di Auditorium Gedung 2 BPPT. Rombongan disambut
langsung oleh Presiden RI ke-3 ini dengan ramah.
Penghargaan BJ Habibie Technology Award (BJHTA) ini diberikan kepada
pelaku teknologi yang berjasa, berprestasi dan berdedikasi kepada bangsa
dan negara Indonesia dalam inovasi dan berkreasi untuk menghasilkan
karya nyata teknologi di bidangnya masing-masing.
Nur Mahmudi memperkenalkan rombongan yang bersamanya sambil menjelaskan
maksud dan tujuannya. Dalam kunjungan ini turut serta Ir. Harry Prihanto
Kepala BKD Kota Depok, Hery Pansila Kepala Dinas Pendidikan, Drs.
Manto Kabag Umum Setda Kota Depok, drg. Nensi Kabag Humas dan Protokol,
Drs. Fery Birowo Kabid Informasi Publik Dinas Kominfo Depok dan salah
satu Anggota DPRD Kota Depok.
Disela-sela kunjungan, Walikota Depok menyerahkan Belimbing Dewa sebagai
Ikon Kota Depok, Beras Cerdas/Analog ODNR dan buku 120 Jam Bersama Nur
Mahmudi kepada Bapak Presiden RI ke-3 ini. “Saya akan coba beras ODNR
ini, ” kata BJ Habibie sambil menerimanya.
BJ Habibie pun mengingatkan bahwa suatu bangsa yang mengandalkan diri
pada sumber daya manusia tidak bisa dilepaskan dari sumber daya manusia
yang dimilikinya. Beliau menekankan 3 hal yang perlu diperhatikan bangsa
ini yakni Kebudayaan, Agama dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
Selanjutnya Rombongan Walikota Depok bersama dengan rombongan Presiden
RI ke-3 beriringan menghadiri malam Penganugrahan Penghargaan
Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie Technology Award 2013 di Auditorium
Gedung 2 BPPT Jl. MH Tamrin No.8 Jakarta Pusat. (Diskominfo/Manapar
Manullang)
Foto Terkait:
DISKOMINFO-FOTO/Aris W/Manapar M (21 Agustus 2013)
DISKOMINFO-FOTO/Aris W/Manapar M (21 Agustus 2013)
DISKOMINFO-FOTO/Aris W (21 Agustus 2013)
DISKOMINFO-FOTO/Aris W. (21 Agustus 2013)
ODNR Solusi Turunkan Kemiskinan dan Kurangi Pengangguran
Yogyakarta
– Gerakan One Day No Rice (ODNR) yang dicetuskan Walikota Depok Nur
Mahmudi Isma’il dinilai menjadi solusi menurunkan angka kemiskinan yang
ditargetkan Pemerintah Pusat sesuai amanah MDGs (Millenium Development
Goals). Tak hanya itu, gerakan makan sehari tanpa nasi ini juga mampu
mengurangi pengangguran karena ada peluang terbukanya lapangan
pekerjaan.
“Gerakan ODNR jika diterapkan dalam skala nasional dapat menurunkan
angka kemiskinan. Karena konsumsi beras padi di dalam negeri menurun dan
disubtitusi ke produk pangan lokal. Dengan demikian, permintaan akan
pangan lokal meningkat, produksinya pun harus ditingkatkan. Ini akan
berdampak pada terbukanya lahan pekerjaan bagi banyak orang,” ujar Prof.
Ahmad Suryana, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian. Hal
itu diungkapkan saat diskusi percepatan diversifikasi pangan melalui
strategi ganda : peningkatan konsumsi dan penguatan bisnis kuliner
pangan lokal, di Yogyakarta, Kamis (19/9/2013).
Selanjutnya Suryana mengatakan, program serupa yang sedang dicanangkan
adalah penyediaan pangan bagi rakyat miskin. Menurutnya, pada program
raskin, bahan pokok yang diberikan tidak harus selalu beras padi. Namun
beras tersebut bisa dikurangi jumlahnya dan ditambahkan dengan produk
olahan pangan lokal. “Pengurangan konsumsi beras padi pada masyarakat
tak mampu dengan mengurangi pasokan beras untuk rakyat miskin (raskin).
Sisa kekurangan pasokan itu diganti dengan pangan lokal sesuai dengan
potensi daerahnya masing-masing. Contohnya raskin yang diberikan itu
awalnya 15 kg. Lalu diberikan beras padi 10 kg, sisanya 5 kg produk
olahan pangan lokal bisa berupa beras jagung, mocaf, tapioka, ubi kayu,
dan sagu. Ini dapat dilakukan secara bertahap. Berikutnya berkurang
bisa di bawah 10 kg,” papar Suryana yang menyebut program tersebut
Pangkin (Pangan untuk rakyat Miskin).
Lebih lanjut Suryana menjelaskan, agar pangan lokal tersebut dapat
memenuhi kebutuhan pasar maka pangan lokal olahan harus dikembangkan
menjadi industri. Efek domino yang didapatkan dari pengembangan pangan
lokal tersebut adalah meningkatnya perekonomian daerah.
“Ini harus dikembangkan secara nasional dan karena itu harus menjadi program pemerintah. Diversifikasi pangan ini juga akan membuat manusia Indonesia lebih sehat,” paparnya.
Suryana menambahkan, gerakan ODNR atau diversifikasi pangan itu dapat mengurangi konsumsi pangan beras namun tidak membuat produksi beras menurun. Pemerintah Indonesia tetap berupaya agar produksi beras padi di Indonesia surplus. Dengan kondisi itu maka Indonesia dapat mengekspor beras dan Indonesia pun mendapatkan devisa.
“Ini harus dikembangkan secara nasional dan karena itu harus menjadi program pemerintah. Diversifikasi pangan ini juga akan membuat manusia Indonesia lebih sehat,” paparnya.
Suryana menambahkan, gerakan ODNR atau diversifikasi pangan itu dapat mengurangi konsumsi pangan beras namun tidak membuat produksi beras menurun. Pemerintah Indonesia tetap berupaya agar produksi beras padi di Indonesia surplus. Dengan kondisi itu maka Indonesia dapat mengekspor beras dan Indonesia pun mendapatkan devisa.
Hal serupa juga diungkapkan Deputi Bidang Pangan dan sumberdaya hayati Kementerian Koordinator Perekonomian RI, Diah Maulida.
Ia mengungkapkan, ada tiga hal yang diharapkan dari diversifikasi pangan. Pertama terciptanya manusia sehat dan bergizi, menciptakan lapangan pekerjaan baru dengan tumbuhnya UKM pangan lokal serta membuat ketahanan pangan Indonesia tidak rapuh.
“Diversifikasi pangan ini membuat ketahanan pangan kita lebih lengkap. Sehingga ketika ada gejolak terhadap komoditi beras maka ketahanan pangan tidak terganggu, karena ada pilihan atau alternatif lain yakni pangan lokal. Gerakan ODNR yang digagas Walikota Depok bisa mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran. Hitung-hitungan dan simulasi oleh Pak Nur Mahmudi Isma’il cukup realistis jika diterapkan masyarakat Indonesia,” tegasnya.
Ia mengungkapkan, ada tiga hal yang diharapkan dari diversifikasi pangan. Pertama terciptanya manusia sehat dan bergizi, menciptakan lapangan pekerjaan baru dengan tumbuhnya UKM pangan lokal serta membuat ketahanan pangan Indonesia tidak rapuh.
“Diversifikasi pangan ini membuat ketahanan pangan kita lebih lengkap. Sehingga ketika ada gejolak terhadap komoditi beras maka ketahanan pangan tidak terganggu, karena ada pilihan atau alternatif lain yakni pangan lokal. Gerakan ODNR yang digagas Walikota Depok bisa mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran. Hitung-hitungan dan simulasi oleh Pak Nur Mahmudi Isma’il cukup realistis jika diterapkan masyarakat Indonesia,” tegasnya.
Sementara itu, Walikota Depok Nur Mahmudi Isma’il menjadi narasumber
dalam diskusi yang digelar oleh Kementerian Koordinator Perekonomian RI.
Ia menjelaskan, dengan mengurangi konsumsi beras padi sehari sekali dan
mengonsumsi beras jagung, tapioka, ubi kayu, dan pisang dua kali dalam
sehari maka akan menghemat beras padi 22 juta ton dalam setahun.
Kemudian juga akan meningkatkan konsumsi pangan lokal menjadi setara 22
juta ton per tahun jika menggunakan asumsi jagung yang dimakan. “Dengan
menghasilkan ekuivalen 22 juta ton per tahun pangan lokal maka akan
membuka lahan pertanian 4,6 juta hektare dan menyerap 69 juta tenaga
kerja. ODNR untuk membuat Indonesia lebih sehat dan sejahtera,”
pungkasnya. (TJ)
Medifarma Terapkan ODNR Kepada Seluruh Karyawan
PT.
Medifarma sudah mulai menerapkan One Day No Rice (ODNR) kepada karyawan
di lingkungan perusahaannya. Hal ini dibuktikan dengan adanya makan
siang bersama antara Walikota Depok H. Nur Mahmudi Isma’il bersama staff
manajemen serta 300 karyawan di Medifarma Laboratories, Jalan Raya
Bogor, Selasa (8/10/2013).
Factory Manager Wahyu Hartoyo menegaskan bahwa karyawannya memberikan
tanggapan positif terkait adanya ODNR di Medifarma. “Setelah Bapak Nur
Mahmudi Isma’il menjelaskan mengenai ODNR ketika pengobatan masal bulan
lalu, jajaran staff kami mulai menerapkannya. Selanjutnya, kami
melakukan tindakan lebih lanjut kepada karyawan dan mereka menerima
serta mendukung program ini,” jelasnya.
Ia mengaku ini sudah kali keduanya seluruh karyawan menyantap hidangan
ODNR. Wahyu juga mengatakan bahwa program ini berkaitan dengan program
sehat yang dijalankan PT Medifarma, yaitu ayo makan sehat, ayo gerak,
ayo lebih bugar, dan ayo cari tahu.
“ODNR termasuk ke dalam satu program sehat yang ada di perusahaan kami.
Selain itu, hal ini juga berkaitan dengan visi Medifarma yaitu membuat
Indonesia menjadi sehat, maka kami turut serta memajukan program yang
sudah dicanangkan oleh Walikota Depok,” tambah Wahyu.
Sementara itu, H. Nur Mahmudi Isma’il memberikan tanggapan terhadap PT.
Medifarma yang dalam waktu singkat dapat menjalankan ODNR. “Saya
memberikan empat jempol kepada seluruh staff dan karyawan, dalam waktu
satu minggu saja sudah mampu menjalankan ODNR. Tidak lupa juga terhadap
visi PT Medifarma yang hampir sama dengan tujuan ODNR yaitu menjadikan
masyarakat sehat dan sejahterah,” ujar Mantan Menteri Kehutanan dan
Perkebunan.
Walikota Depok ini juga memberikan apresiasi tinggi terhadap menu yang
disajikan. Menu yang ada cukup ideal dan bagus, variasi makanannya
menarik dan memenuhi standar kualifikasi makanan yang sehat. Selain itu,
pengenalan karbohidrat yang ada akan mempertajam kualitas menu makanan
yang lebih reliable.
Karbohidrat yang disajikan pada ODNR kali ini yaitu nasi jagung, nasi
goreng jagung, dan nasi uduk jagung. Untuk lauknya ada beberapa
kombinasi yaitu menggunakan ayam, ikan, daging, telur, dan tidak lupa
dengan sayur. Seluruh karyawan mengaku, nasi goreng jagung lah yang
menjadi menu favorit di Medifarma.
Nur Mahmudi Isma’il menghimbau kepada perusahaan lain di Kota Depok
untuk mencontoh dan memperhatikan bagaimana manajemen yang dilakukan PT
Medifarma. Perusahaan ini mampu melakukan revolusi mindset untuk
mengajak pekerjanya dalam melakukan perilaku sehat dengan program ODNR.
Ini membuat karyawan lebih sehat dan perusahaan lebih produktif.
(Diskominfo/Indri)
Foto Terkait:
Gerakan ODNR Depok Mulai Diikuti Warga DKI
Ibu-ibu MT At-Taubah Tebet Jakarta Selatan Sambut ODNR dengan Antusias
Depok, 10 November 2013
Gaung gerakan One Day No Rice yang digagas Pemerintah Kota Depok
ternyata tidak hanya berkibar di Depok saja. Jakarta Selatan yang masih
tetangga Kota Depok juga tidak mau ketinggalan. Ahad, 10 November 2013
kemarin misalnya, dengan dimotori oleh Komunitas Sehat “Corniz” yang
berkantor di Kebayoran Lama Jakarta Selatan penulis diundang oleh jamaah
Majelis Taklim at-Taubah untuk memberikan pencerahan tentang pola hidup
sehat.
Komunitas Corniz yang memang berupaya untuk mengembalikan pola konsumsi
pangan lokal dengan diversifikasi aneka karbohidrat lokal tersebut
menjelaskan kepada ibu-ibu tentang betapa pentingnya menambah asupan
karbohidrat dengan pangan nonnasi dan nonterigu. Meskipun awalnya
ibu-ibu hanya termangu karena pola makan nasi yang sudah lama di
benaknya begitu kuat. “Kalau belum makan nasi belum makan,” ujar ibu-ibu
serempak.
Namun, setelah penyampaian tentang diversifikasi berjalan lancar,
mulailah timbul beragam pertanyaan seputar ODNR tersebut. Diskusi
berlangsung hangat dan penuh kesadaran dengan kondisi tersebut. Dan yang
lebih membahagiakan adalah, ibu-ibu menjadi tersadarkan pola pikirnya
bahwa bahan pangan pokok itu tidak hanya nasi atau terigu tapi masih
banyak yang lain. Seperti yang dituturkan oleh Wali Kota Depok, Nur
Mahmudi Isma’il yakni mengubah mindset dalam menentukan pangan bagi diri dan keluarganya.
Ibu-ibu yang berjumlah sekitar lima puluhan orang tersebut begitu
semangat dan antusias dengan paparan para penyuluh ODNR. Acara yang juga
dibarengi dengan menyantap menu ODNR berupa bubur jagung original dan
sup jagung kaldu ayam tersebut berlangsung semarak dengan dialog
interaktif antara pembicara dengan para ibu tersebut. “Kegiatan
sosialisasi ini memang harus dilaksanakan secara rutin agar masyarakat
memahami bagaimana membentuk tubuh sehat dengan konsumsi makanannya, “
ujar salah seorang ibu.
Tak terasa, bila gerakan ODNR yang digagas oleh Wali Kota Depok tersebut
terus disosialisasikan niscaya masyarakat akan bertambah sehat dan juga
tercipta lapangan kerja baru untuk menjadi kreator pangan dalam
mengolah makanan berbahan dari pangan lokal. Dengan demikian, tidak
hanya Depok saja yang menjalankan gerakan tersebut. Perlahan tapi pasti,
geliat diversifikasi pangan ini akan terus menemui siapa saja guna
memberikan maslahat kepada sesama. (rif/Kominfo)
ODNR Mampu Tanggulangi Kemiskinan dan Pengangguran
Beranjak pada masalah pembangunan di Indonesia, yaitu amanah dalam
menaggulangi kemiskinan dan kelaparan, pendidikan untuk semua, mendorong
kesetaraan jender dan kewanitaan, kematian anak, meningkatkan kesehatan
ibu, memerangi HIV AIDS, malaria dan penyakit menular lain, memastikan
kelestarian hidup, mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan,
Walikota Depok Nur Mahmudi Isma’il akan mengurangi kemiskinan dalam
setengah jam saja.
Dalam sektor kemiskinan ada tiga kelompok dan ada 10 item dari tiga
kategori tersebut. Dari kondisi ini, kaitan dengan masalah-masalah
Indonesia yang saat ini belum tercapai mengenai masalah kemiskinan yaitu
tahun 2011 baru mencapai 12,49 persen. Pada tahun 2012 menurun menjadi
11,66 persen. Namun semua itu belum mencapai target yang diinginkan.
“Setiap tahun, Indonesia mengalami penurunan dalam jumlah kemiskinan,
tetapi semua itu belum mencapai target yang diharapkan. Pada tahun 90an
presentasi penduduk kemiskinan mencapai 15,10 persen. Saat ini sekitar
12,49 persen. Namun untuk tahun 2015 target yang diharapkan yaitu 7,55
persen. Untuk Depok sendiri, jumlah kemiskinannya 2,46 persen,” jelas
Nur Mahmudi.
Hal itu terjadi karena pembangunan di Indonesia tidak sukses, yang ada
hanya ilusi pertumbuhan ekonomi saja. Semuanya terjadi karena harga
barang bertambah terus dan semakin tinggi. Pembangunan kita tidak mampu
membuat tingkat kesejahteraan meningkat.
Nur kembali menjelaskan tingkat persentase asupan kalori masih jauh dari
target yang diharapkan. “Terkait dengan kelaparan, tingkat konsumsi
yang mencapai minimum 1400 Kkal/kapita/hari pada tahun 90an faktanya
mencapai 17 persen. Saat ini 14,65 persen. Namun untuk target pada tahun
2015 yaitu 8,50 persen. Sedangkan untuk maksimum 2000 Kkal/kapita/hari
pada tahun 90an mencapai 64,21 persen. Saat ini 60,03 persen. Dan untuk
target pada tahun 2015 mencapai 35,25 persen. Dengan adanya skala
tersebut, artinya Indonesia yang diamanahkan menanggulangi kemiskinan
sudah kena warning,” tambahnya.
Untuk menanggulangi semua permasalahan tersebut, Nur Mahmudi akan
menjawabnya dalam program One Day No Rice (ODNR). Program tersebut untuk
menurunkan angka kemiskinan. Hal itu telah ditemukan dari beberapa
kebutuhan untuk membeli makanan dan non makanan. Kebutuhan makanan itu
termasuk beras dan rokok, karena saat ini rokok sudah menjadi kebutuhan
penting masyarakat banyak. Untuk kebutuhan non makanan yaitu kebutuhan
rumah tangga. Dengan begitu, program ODNR akan menjawab semua
permasalahan dalam waktu singkat.
“Dengan ODNR, tingkat kemiskinan akan berkurang, karena harga jagung
lebih murah dan kalorinya sama dengan beras. Jika mengkonsumsi jagung
akan mengurangi kemiskinan sebanyak 30 persen, maka kemiskinan akan
dibawah 7,55 persen,” ujar Nur.
Melalui program ODNR selain menanggulangi tingkat kemiskinan, tingkat
pengangguran juga akan berkurang. Dari 69 juta orang yang melakukan
pengalihan konsumsi padi ke jagung sebanyak 22 ton. Semua itu dapat
dihasilkan dari setiap hektar sebanyak 4,8 ton jagung dan itu memerlukan
15 tenaga kerja. Di Indonesia terdapat lebih dari 5 juta hektar lahan,
maka akan membutuhkan tenaga sebanyak 75 juta jiwa. Dengan begitu, hanya
dalam setengah jam saja kemiskinan dan pengangguran akan berkurang.
(Diskominfo/Indri /Aris)
Rekor Muri ODNR Kota Depok
Sebanyak 24.520 orang yang terdiri dari berbagai kalangan baik Pelajar
SD SMP SMA SMK, Guru, Pegawai Pemerintah Kota Depok, maupun masyarakat
umum hari ini (04/22/2012) berkumpul di Lapangan Tembak Kostrad Cilodong
dalam rangka memecahkan Rekor MURI One Day No Rice. Rekor ini tidak
hanya memecahkan rekor Nasional tapi juga Rekor Dunia Peserta Makan
Makanan Lokal Non Beras.
Membidik Peluang Usaha dari Program ODNR
Gerakan
One Day No Rice (ODNR) tidak hanya program yang akan berdampak baik
bagi ketahanan pangan nasional, tetapi bagi kesehatan. Para penderita
diabetes bahkan menerapkan ODNR setiap harinya, untuk konsumsi glukosa
karbohidrat yang lebih rendah.
“Peluang kewirausahaan ODNR mungkin salah satunya membuat menu sehat
bagi penderita diabetes dengan menu pengganti nasi dan non terigu,” kata
Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail dalam Seminar Ekonomi Kreatif:
Peluang Usaha dari Program ODNR yang diselenggarakan BEM Direktorat
Program Diploma III Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Gunadarma,
Selasa (23/04/2013).
Seminar ini sebagai media sosialisasi, pengenalan, pembelajaran,
pemahaman dan inspirasi tentang program ODNR secara lengkap dan jelas.
Diharapkan para peserta seminar dapat mengambil ilmu, sehingga dapat
berperan aktif dalam dunia bisnis kewirausahaan khususnya bidang usaha
menu ODNR dan berbahan dasar non terigu.
Nur Mahmudi menjadi pembicara seminar sebagai pencetus Gerakan ODNR (
One Day No Rice ) sesuai dengan bidang keahlian Nur Mahmudi, yaitu
pangan dan sains. Selain Nur Mahmudi juga bertindak sebagai pembicara
antara lain Dekan Fakultas Ekonomi Univ. Gunadarma Toto Sugiarto, PhD.
Hadir dalam seminar tersebut, Rektor Universitas Gunadarma, Direktur dan
Assisten Direktur Program Diploma III Bisnis dan Kewirausahaan Dr. Aris
Budi Setyawan, Pembina BEM D3 BK Dr. Izzati Amperaningrum, Pembantu
Rektor IV Prof. Dr. Didin Mukodin, MM, dan para undangan lainnya. Acara
dibuka dengan tarian selamat datang ‘Bajidor Kahot’ yang merupan tarian
tradisional dari Jawa Barat.
Menurut Nur Mahmudi, Gerakan One Day No Rice (ODNR) merupakan program
nasional yang telah lebih dari satu tahun diterapkan di Kota Depok.
Gerakan ini bukanlah gerakan yang mengharamkan makan nasi atau makan
makanan olahan beras lainnya. Gerakan ini juga tidak menghambat para
petani untuk melakukan gerakan intensifikasi dan ekstensifikasi produksi
padi.
Gerakan ini hanya ingin mengajak masyarakat untuk membiasakan diri
mengonsumsi sumber karbohidrat lainnya selain nasi padi, dan
menggantinya dengan karbohidrat lokal non-padi yang sejak dulu sudah
dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia. Selain membiasakan diri
mengonsumsi makanan yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman, gerakan
ODNR ini juga memiliki dampak turunan yang sangat banyak, diantaranya
sebagai salah satu solusi membantu meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat di pedesaan serta mempercepat perkembangan
daerah tertinggal.
Gerakan ODNR ini cukup sulit diterapkan, namun bukan hal yang mustahil.
Sosialisasi yang terus-menerus mengenai manfaat mengonsumsi makanan yang
beragam, bergizi, seimbang, dan aman, akan mendorong tumbuhnya
kesadaran masyarakat untuk mengubah kebiasaan makannya dengan pola yang
lebih sehat bagi tubuh.
Gerakan ini tentu sulit tercapai jika tidak didukung pihak-pihak terkait
lainnya. Oleh karena itu, diperlukan langkah yang sinergis dari semua
pihak, baik pemerintah, swasta, dan masyarakat. “Ini merupakan salah
satu upaya yang dilakukan untuk terus menyosialisasikan gerakan yang
dimulai dari tingkat lokal untuk mewujudkan kedaulatan pangan
Indonesia,” kata Walikota Depok ini menegaskan.
BEM Direktorat Program Diploma III Bisnis dan Kewirausahaan Universitas
Gunadarma mengadakan Seminar Ekonomi Kreatif ” peluang usaha dari
program ODNR” pada Selasa, 23 April 2013 di lantai 6 Auditorium Kampus D
Universitas Gunadarma Depok. (Diskominfo/Feny/Dama)
Wali Kota Depok Menjadi Narasumber Sosialisasi Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Wilayah Timur
Wali Kota Depok saat menjadi narasumber pada Sosialisasi P2KP Wilayah Timur
Manado, Selasa, 19 Maret 2013, Wali Kota Depok menjadi narasumber pada
sosialisasi Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) wilayah
Timur, di Manado tanggal 18 hingga 20 Maret 2013.
Adapun Tema dari sosialisasi P2KP ini adalah Peran Pimpinan Wilayah
dalam Menggerakan Masyarakat untuk Pemanfaatan Pangan Lokal. Acara ini
dihadiri oleh pimpinan wilayah dari 15 Propinsi, 217 Kabupaten dan Kota,
serta 257 peserta lainnya.
Dalam kegiatan tersebut, Wali Kota Depok menyampaikan bahwa Kawasan
Rumah Pangan Lestari (KRPL) Kota Depok dibiayai oleh APBD Kota Depok
dalam mendukung program nasional. Beliau juga menjelaskan bahwa KRPL
Kota Depok dilaksanakan dengan mengadakan Lomba KRPL di setiap
kecamatan.
Sedangkan dalam menghadapi kenaikan harga bawang, Pemerintah Kota Depok akan mengadakan Lomba Olahan Makanan tanpa bawang.
Peserta sosialisasi P2KP nampak antusias mengikuti acara